Manchester United

Pages

web4invest murah berkah bisnis

Monday, 2 January 2012

Pria Bersuara Rendah Punya Bakat Selingkuh



img 
Dalam sebuah hubungan, tidak jarang ditemui pasangan yang berselingkuh dan memiliki lebih dari satu pasangan. Menariknya, sebuah penelitian baru menemukan kecenderungan selingkuh pada pasangan lewat nada suaranya. Pria bersuara rendah dianggap paling mungkin berselingkuh.

Dalam penelitian ini, peneliti mengumpulkan 54 orang mahasiswa laki-laki dan 61 orang mahasiswa perempuan dan meminta mereka mendengarkan dua rekaman suara pria dan wanita.

Rekaman suara tersebut telah dimodifikasi secara digital sehinga nadanya menjadi lebih tinggi dan lebih rendah. Partisipan diminta memilih suara milik siapakah yang lebih mungkin mencurangi pasangannya. Mereka juga diminta menentukan suara yang dianggap paling menarik.

Temuan yang telah diterbitkan dalam jurnal Evolutionary Psychology menunjukkan bahwa laki-laki dengan suara bernada rendah dianggap paling mungkin berselingkuh oleh peserta perempuan. Sedangkan peserta laki-laki menganggap perempuan dengan suara bernada tinggi lebih rentan berbuat selingkuh.

Jika dilihat dari segi fisiologi, laki-laki dengan suara yang sangat dalam dan perempuan dengan nada suara yang tinggi memiliki testosteron dan estrogen yang lebih banyak.

"Jika seseorang dianggap lebih menarik, maka lebih besar kemungkinan bagi dia untuk menjalin hubungan. Dan karena ia lebih menarik, pasangannya cenderung membiarkannya pergi," kata David Feinberg, asisten profesor di departemen psikologi, neuroscience dan perilaku
Sebelumnya, Feinberg melakukan perjalanan ke Tanzania untuk melacak kecenderungan seksual suku pemburu-pengumpul, suku Hadza. Suku Hadza tidak menggunakan alat kontrasepsi sehingga dianggap sebagai tempat yang sempurna untuk meneliti kesetiaan pasangan.

Feinberg menemukan bahwa pria yang lebih rendah suaranya, lebih banyak bayinya. Petunjuk-petunjuk ini membuat Feinberg berasumsi bahwa laki-laki bersuara rendah lebih merasa bebas dalam menyebarkan spermanya.

"Dari perspektif evolusi, jika kecenderungan ini tidak menguntungkan bagi nenek moyang kami dengan membantu mereka memilih pasangan yang lebih baik, maka ini tidak akan bertahan sampai sekarang," kata peneliti, Jillian O'Connor, dari departemen psikologi, neuroscience dan perilaku di Universitas McMaster di Ontario.

No comments:

Post a Comment