Batu lumuik akik fabulus
Salah satu produk unggulan dari Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat, adalah kerajinan perhiasan batu lumut. Batu indah berwarna kehijauan ini menjadi target buruan para pecinta batu akik dari berbagai tempat. Tidak hanya dari dalam negeri, para kolektor batu cincin dari mancanegara pun memburu batu mulia jenis giok ini. Batu lumut yang dalam dialek setempat disebut 'batu lumuik Sungai Dareh' yang berasal dari Sungai Batanghari ini terkenal sebagai batu perhiasan berkualitas tinggi.Seperti batu perhiasan pada umumnya, batu lumuik merupakan olahan dari batu mentah yang diperoleh dari dasar sungai. Batu mentah ini kemudian dipotong, dibentuk menggunakan gerinda, dan terakhir dihaluskan. Batu yang telah dihaluskan tersebut kemudian dipasangkan sebagai batu perhiasan pada cincin, gelang, kalung, dan sebagainya. Kualitas dan harga sebuah batu lumuik ditentukan pada kualitas kilauan, corak yang ada di dalam batu tersebut, dan pendaran cahaya yang dipantulkannya.Selain batu lumuik, daerah tepi Sungai Batanghari sebenarnya masih memiliki beberapa jenis batu cincin lain, yang dibedakan berdasarkan warna. Batu-batu tersebut di antaranya adalah jenis ‘limau manih’ (jeruk manis) yang berwarna kuning menyala, ‘cempaga limau manih’ yang berwarna kemerahan, dan 'kecubung Sumatera' yang berwarna ungu. Meskipun demikian, yang menjadi incaran nomor satu dari Dharmasraya adalah batu lumuik. Batu lumuik telah menjadi kebanggaan masyarakat dan pemerintah Kabupaten Dharmasraya. 'Batu lumuik Sungai Dareh' pun telah menjadi merek dagang yang terdaftar sebagai produk kerajinan resmi asal Dharmasraya. Batu perhiasan ini pun seakan telah menjadi simbol identitas bagi masyarakat Dharmasraya yang fungsinya bagaikan 'KTP'. Bahkan, muncul anggapan mereka yang menggunakan perhiasan batu lumuik pastilah orang dari Dharmasraya atau orang yang pernah singgah di Dharmasraya.
Gambar 1 : sungai batang hari sungai dareh
Dharmasraya, Demam batu lumuik (Lumut) Sungai Dareh merambah kalangan atas dan komunitas bawah. Bahkan batu yang dihasilkan Sungai Batanghari tersebut dianggap sebagai KTP orang Dharmasraya, meskipun bukan Dharmasraya saja karena warga Solsel juga banyak yang mengoleksi dan memasarkan ke Dharmasraya.
Lumuik Sungai Dareh itu dikenal dengan sebutan Giok Sumatera. Sementara di Sum bar akrab dengan sebutan Lumuik Sungai Dareh.Sebab, sekian tahun lalu, jika ada orang memakain batu cincin dengan permata hijau bening (lumuik), orang menerka ini dari Sungai Da reh/Pulau Punjung. Dugaan itu bisa mendekati kebenaran.
Apalagi sekarang, pejabat eselon yang paling rendah atau staf sekalian sampai pada pucuk pimpinan secara berjenjang sudah mengoleksi batu yang dihasilkan Sungai Batanghari tersebut.
Sebenarnya, jenis batu akik bukan lumuik saja, tapi ada jenis anggur dan bermacam lainnya, tapi memang kualitasnya tak bisa mengalahkan jenis lumuik. Sementara jenis lumuik juga terdapat kelasnya seperti, pucuk pisang, kumbang jati atau lumuik pokak (istilah masyarakat sekitar apabila tak ada sedikitpun berkilau).Bahkan batu lumuik sudah masuk istana melalui kedatangan menteri atau pejabat setingkat Dirjen yang berkunjung ke Dharmasraya.Pejabat tinggi yang datang ke Dharmasraya diberi kenang-kenangan batu akik tersebut dan itu sudah tradisi dari pemerintahan sebelum-sebelumnya. Untungnya ketika pejabat tinggi propinsi maupun pusat yang memakai, berarti sosialisasi hasil kerajinan batu akik tersebut melonjak dan penghasilan pengrajin dibidang ini juga meningkat.Kemudian, batu akik selain hiasan bagi masyarakat yang gemar dengan benda itu, juga menjadi ajang bisnis sambilan, karena batu tersebut dipakai dan dijual asal harga cocok.
Gambar 2 : Contoh batu sebelum di bentuk
batu lumut Sungai Dareh, Kabupaten Dharmasraya yang disebut juga sebagai giok Sumatera terus meroket. Selain disebabkan keindahannya, kepopuleran batu lumut Sungai Dareh secara tidak langsung juga dipengaruhi
Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama. Presiden pertama AS dari keturunan kulit hitam tersebut memasang batu akik lumut Sungai Dareh tersebut di jari manis kanannya.
Semenjak kabar Presiden Obama memasang cincin bermata lumut dari Dharmasraya itu tersiar, nama batu cincin akik ini pun terus melejit. Dampaknya, semakin banyak orang yang gemar dengan batu berwarna hijau lumut tersebut, mulai kalangan masyarakat biasa, pengusaha, pejabat daerah, pejabat pusat, para politisi dan lainnya. Batu lumut asal Sungai Dareh ini pun laris manis di pasaran.
Giok Sumatera ini telah beredar di pasaran sejak 50 tahun lalu. Dalam lima tahun terakhir, namanya terus naik daun sehingga harga batu yang berasal dari Batanghari itu melambung. Kadangkala stok di pedagang juga kosong.Terus melejitnya kepopuleran batu lumut Sungai Dareh ini juga tak terlepas dari gencarnya promosi yang dilaksanakan Pemkab Dharmasraya. Promosi itu dilakukan melalui pemberian cendera mata kepada tamu-tamu, mulai tamu dari lingkungan Sumbar, provinsi lain dan tamu-tamu dari pemerintah pusat dan mempromosikannya melalui berbagai pameran.Ditambah lagi karena Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Mendagri Gamawan Fauzi akhir-akhir ini turut memakai batu lumut Sungai Dareh ini di jari mereka sehingga penilaian masyarakat di pasaran naik drastis.
Gambar 3 : Hasil kerajinan masyrakat